Secubit rasa, yang selalu terasa
terkulai lemah, berharap buai
terjerat hangat mentari, waktu sentiasa sepi
mendengar angin berbisik, hati terusik

Beginilah akhirnya
saban hari ada cerita baru
yang datang dan pergi
menjadi kenangan
menjadi ingatan
yang pasti menjadi pengalaman
“salah sendiri kenapa kemari?”
sendiri... seorang penyendiri....

Kisah yang tertulis dengan tinta putih
maaf.... itu kata untuk hati
yang meminta, merintih, memohon sebuah hati
berlari-lari mengejar mimpi
indah tiada sepi dirasa
kesabaran yang dijuang adalah segalanya

engkau tetaplah engkau
dengan segala keindahanmu
engkau menghadirkan otak untuk menciptakan karya di bawah ini

sekencang nafas yang bimbang
demikianlah rindu tergilas roda-roda sepi
di sana engkau memanggil, di sini aku menggigil
rindu itu kedut-kedut menyela jiwa
ketika kusuapkan cinta pada neraca

Namun tiada bosan kucipta dan terus kucipta sketsa wajahmu
mungkin kerana aku sekadar sayang padamu
rindu itu terikat tak pernah lelah
melewati semak belukar hutan firasat dan renta oleh karat dilema
engkau... aku ingin ada di situ

Protected by Copyscape Web Plagiarism Check