kenangan membahasakan dirinya
dalam luruh dedaunan
ketika angin mencipta puisi
larik puisi mengetuk jendela pagi
sesaat fajar mengucup ubun mesra
sesaat setelah embun lesap bersama
simpang siur jalan mula menampak wajah
di saat mentari menelan kabus
kita pun melayangkan rindu yang berdebu
betapa kenangan masih saja bermain-main di ingatan
melagukan rindu begitu dalam
moga tetap tabah menjaga lantera cinta kita
No comments:
Post a Comment